Sabtu, 17 Desember 2011

SILABUS MENGINTERPRESTASIKAN SKETSA



                               SILABUS  MENGINTERPRESTASIKAN SKETSA 
 
        Bagi rekan-rekan guru teknik pemesinan inilah silabus kompetensi yang terbilang baru yaitu gambar sketsa, smoga bermanfaat. 
        RPP nya sudah saya posting coba cari di halaman lain pada blog ini, tapi masih dalam format RPP lama,  untuk materi saya coba berkonsultasi dengan guru seni lukis dan hasilnya cukup menggembirakan dimana siswa lebih cepat memahami dalam hal praktek menggambarnya, oke brother semua silakan dicicipi sajian ini..........yummy !!!!!
 




Baca Lebih lanjut Broo.. - SILABUS MENGINTERPRESTASIKAN SKETSA

Jumat, 16 Desember 2011

          KEKUASAAN: KESUKSESAN KUNCI UNTUK KEPEMIMPINAN


          
Kepemimpinan adalah proses dimana seseorang mempunyai pengaruh atas orang lain, memberikan inspirasi, motivasi, dan mengarahkan aktivitas mereka untuk membantu tercapainya tujuan kelompok atau organisasi. Orang yang mempunyai pengaruh semacam itu adalah seorang pemimpin. Jika pemimpin itu efektif, pengaruh yang mereka punyai atas orang lain membantu suatu kelompok atau organisasi mencapai tujuan pelaksanaannya. Jika pemimpin tidak efektif, pengaruh mereka tidak memberi kontribusi dan seringkali menurunkan hasil pencapaian tujuan. Seperti “A Manager Challenge” menjelaskan, McGrath mengambil banyak langkah untuk memberi inspirasi dan motivasi bagi pekerja-pekerja MTV sehingga mereka membantu MTV mencapai tujuannya

         Tidak menjadi masalah apapun gaya kepemimpinan seseorang, komponen kunci kepemimpinan yang efektif ditemukan dalam kekuasaan pemimpin yang harus mempengaruhi perilaku orang lain dan menyuruh mereka bertindak dalam cara tertentu. 
        Ada beberapa jenis kekuasaan: legitimasi, penghargaan, pemaksaan, keahlian, dan kekuasaan menunjuk (lihat gambar 14.1)
Gambar 14.1 










Beberapa jenis kekuasaan Para pemimpin yang efektif mengambil langkah-langkah untuk memastikan bahwa mereka mempunyai level yang cukup untuk masing-masing tipe dan bahwa mereka menggunakan kekuasaan yang mereka miliki dengan cara yang menguntungkan.

1. Kekuasaan Legitimasi (sah)
       Kekuasaan legitimasi/yang sah "legitimate power "adalah wewenang yang dimiliki seorang manajer berdasarkan atas posisinya dalam hierarki organisasi. Gaya kepemimpinan perseorangan sering mempengaruhi bagaimana seorang manajer menggunakan kekuasaan yang sah. Ambil kasus dari Carol Loray yang menjadi seorang manajer lini pertama dalam perusahaan kartu ucapan yang memimpin sebuah grup yang terdiri atas 15 orang artis dan desainer. Loray mempunyai kewenangan sah untuk menggaji pegawai-pegawai baru, memberikan proyek kepada para artis dan desainer, memantau pekerjaan mereka, dan menilai pelaksanaan pekerjaan mereka. Ia menggunakan kekuasaannya dengan efektif. Ia selalu memastikan bahwa tugas proyeknya sebanyak mungkin sesuai dengan kepentingan orang-orang dibawahnya sehingga mereka akan menyukai pekerjaan mereka. Ia memantau pekerjaan mereka untuk memastikan mereka bekerja pada jalurnya, tetapi tidak menggunakan pengawasan ketat, yang dapat menghambat kreativitas. Ia memastikan penilaian pelaksanaannya merupakan hal yang membangun, memberikan nasehat konkrit dimana perbaikan-perbaikan dapat dilakukan. Baru-baru ini, Loray bernegoisasi dengan manajernya untuk meningkatkan kekuasaan sahnya sehingga sekarang ia dapat memulai dan mengembangkan proposal untuk bentuk kartu yang baru.

Kekuasaan Memberi Penghargaan 
       Kekuasaan memberi penghargaan "reward power "adalah kemampuan seorang manajer memberikan atau tidak memberikan penghargaan nyata (menaikkan gaji, bonus, pemilihan tugas pekerjaan) dan penghargaan yang tidak nyata (pujian lisan, tepukan dipunggung, respek). anggota-anggota suatu organisasi dimotivasi untuk melakukan pekerjaan sampai tingkat yang tinggi dengan berbagai macam penghargaan. Untuk dapat memberi atau tidak memberi penghargaan berdasarkan hasil pekerjaan merupakan sumber kekuasaan utama yang memungkinkan para manajer memiliki kekuatan bekerja yang bermotivasi tinggi. Para manajer dari pelayan toko dalam organisasi pedagang eceran seperti Neiman Marcus dan toserba Dillard’s, dalam hak penjualan mobil seperti General Motors dan Ford, dan dalam agen travel seperti Liberty Travel dan the Travel Company sering menggunakan kekuasaan pemberian penghargaan untuk memotivasi bawahan mereka. Para bawahan dalam organisasi-organisasi seperti ini menerima komisi atas apapun yang mereka jual dan memberi penghargaan atas kualitas pelayanan mereka terhadap pelanggan yang memotivasi mereka untuk melakukan yang terbaik seberapa mereka dapat lakukan.
       Para manajer yang efektif menggunakan ‘reward power’ sedemikian rupa sehingga bawahan mereka merasa bahwa penghargaan mereka mengisyaratkan bahwa mereka melakukan kerja yang baik dan usaha mereka dihargai. Para manajer yang tidak efektif menggunakan penghargaan lebih hanya sebagai cara untuk mengontrol (memegang dan menggunakan tongkat daripada menawarkan wortel) yang mengisyaratkan bahwa kepada bawahan mereka, manajer mempunyai kekuasaan yang tinggi. Para manajer juga dapat mengambil langkah untuk meningkatkan kekuasaan mereka dalam memberi penghargaan. Carol Loray mempunyai kekuasaan yang sah untuk menilai pelaksanaan kerja bawahannya tetapi ia kekurangan kekuasaan dalam memberi penghargaan, untuk mendistribusikan bonus kenaikan gaji dan bonus akhir tahun sampai ia harus mendiskusikannya dengan manajernya sendiri mengapa hal ini akan menjadi alat motivasi yang berharga untuk digunakannya. Sekarang Loray menerima uang berlimpah setiap tahun untuk kenaikan gaji dan bonus dan mempunyai kekuasaan untuk memberi penghargaan untuk mendistribusikannya seperti apa yang diputuskannya.

Kekuasaan Melakukan Paksaan 
      Kekuasaan melakukan paksaan adalah kemampuan seorang manajer untuk menghukum orang lain. Hukuman dapat mencakup teguran lisan sampai pemotongan gaji atau jam kerja sampai pada terjadi pemecatan. Pada bab sebelumnya, kita berbicara bagaimana hukuman dapat mempunyai akibat sisi negatif seperti kemarahan (dendam) dan pembalasan dendam dan seharusnya hanya digunakan bila perlu (misalnya untuk membatasi perilaku berbahaya). Para manajer yang sangat mengandalkan ‘coercive power’ ini cenderung menjadi tidak efektif sebagai pemimpin dan bahkan kadang-kadang memecat diri mereka sendiri.
       Salah satu contohnya, William J.Fife. Ia dipecat dari jabatannya sebagai CEO dari Giddings and Lewis Inc, perusahaan pabrik peralatan, karena terlalu menggantungkan pada ‘coercive power’. Dalam rapat-rapat, Fife seringkali mengkritik secara lisan, menyerang, dan mempermalukan para top manajer. Menyadari betapa merusaknya penggunaan hukuman yang dilakukan Fife kepada mereka dan perusahaan, para manajer ini mengadu kepada dewan direksi yang menyuruh Fife untuk pensiun setelah mereka mempertimbangkan dengan hati-hati pokok permasalahannya. Penggunaan “coercive power” yang berlebihan jarang menghasilkan pelaksanaan kerja yang tinggi dan pantas diragukan. Kadang-kadang hal itu maksudnya merupakan bentuk penyalahgunaan mental, merampok martabat para pekerja dan menyebabkan tingkat stress yang berlebihan. Penggunaan “coercive power” yang keterlaluan bahkan dapat berakibat kondisi kerja yang berbahaya. Hal yang penting yaitu hasil yang lebih baik dan tempat kerja yang layak sehingga martabat karyawan dapat diperoleh dengan penggunaan “reward power” 

Kekuasaan Keahlian 
    Kekuasaan keahlian ini berdasarkan pada pengetahuan khusus, keterampilan, dan keahlian yang dimiliki seorang pemimpin. Sifat dasar kekuasaan ini bervariasi, tergantung dari tingkatan pada pemimpin dalam hierarki jabatan. Para manajer tingkat pertama dan menengah seringkali memiliki keahlian teknis yang relevan dengan tugas-tugas yang dilakukan oleh bawahan mereka. Kekuasaan keahlian yang mereka miliki memberi mereka pengaruh yang sungguh-sungguh kepada para bawahannya. Carol Loray memiliki “expert power”. Ia sendiri seorang artis dan sudah menggambar dan merancang beberapa kartu ucapan perusahaannya yang penjualannya paling laris. Judy McGrath, dalam bukunya “A Manager Challenge” memiliki kekuasaan keahlian dari pengalamannya selama lebih dari 25 tahun di industri media, juga dari usaha-usahanya untuk menyesuaikan diri dengan kebudayaan pop melalui jaringan kerja yang ekstensif, membaca, dan senantiasa siap terbuka untuk hal-hal yang baru dan kebiasaan khusus dalam tingkah laku seseorang. Seperti dinyatakan dalam: ”Managers as a Person”, jenis posisi jabatan yang diterima oleh para pemimpin dengan expert power tergantung dari siapa mereka sebagai individu dan macam tantangan yang menarik bagi mereka.

     Beberapa top manajer memperoleh expert power dari keahlian teknis mereka. Craig Barret, Ketua Dewan Direktur Intel, memperoleh gelar Ph.D dalam pengetahuan materi dari Universitas Stanford dan sangat berpengetahuan banyak tentang seluk beluk bisnis Intel yang memproduksi semikonduktor dan mikroprosesor. Demikian pula Bill Gates, Ketua Microsoft, dan CEO Steve Ballmer mempunyai keahlian dalam mendesain software; dan Tachi Yamada, direktur eksekutif dari Bill and Melinda Gates Foundation’s program kesehatan global memiliki gelar MD dan sebelumnya adalah ketua penelitian dan pengembangan di Glaxo Smith Kline. Namun banyak para manajer top level kekurangan keahlian teknis dan memperoleh expert power mereka dari kemampuan mereka sebagai pengambil keputusan, perencana, dan pembuat strategi. Jack Walch, dulunya pemimpin yang terkenal dan CEO dari General Electric, menyimpulkan seperti berikut:

   Hal yang mendasar yang diketahui oleh kita yang berada pada posisi teratas suatu perusahaan adalah bahwa kita tidak tahu bisnis. Apa yang kita punya, aku harap adalah kemampuan untuk mengalokasikan sumber-sumber penghasilan, orang-orang, dan dolar.” 

      Para pemimpin yang efektif mengambil langkah untuk memastikan bahwa mereka mempunyai sejumlah expert power yang memadai untuk melakukan peran kepemimpinan mereka. Mereka mungkin memperoleh pelatihan atau pendidikan tambahan dibidangnya, pastikan mereka hingga kini mengikuti perkembangan dan perubahan terbaru di bidang teknologi, tetap mengikuti perubahan dibidang mereka melalui keterlibatannya dalam asosiasi profesi, dan membaca secara luas untuk mengetahui perubahan penting didalam tugas-tugas organisasi dan lingkungan pada umumnya.
       Expert power cenderung paling baik digunakan dalam cara-cara membimbing atau melatih daripada dalam cara-cara yang arogan dan angkuh.

Kekuasaan untuk Menunjuk 
Referent power” lebih bersifat tidak formal daripada jenis-jenis kekuasaan yang lain.
      Referent power adalah suatu fungsi dari karakteristik pribadi seorang pemimpin, ini adalah kekuasaan yang berasal dari rasa hormat, kekaguman, dan loyalitas para pekerja bawahan dan teman sekerja. Para pemimpin yang menyenangkan yang diinginkan para bawahan digunakan sebagai role model terutama mungkin memiliki referent power, seperti halnya dalam buku Judy McGrath “A Manager Challenge”. Disamping menjadi aset yang bernilai bagi para top manajer seperti McGrath, referent power juga dapat membantu manajer lini pertama dan menengah untuk menjadi pemimpin yang efektif. Sally Carruthers misalnya, adalah seorang manajer tingkat pertama dari sebuah grup sekretaris di departemen keuangan sebuah universitas. Sekretaris-sekretaris Carruthers dikenal sebagai sekretaris yang terbaik di universitas itu. Banyak dari kesediaan mereka untuk melebihi dan diluar tugas mereka sudah dihubungkan dengan kehangatan dan sifat dasar peduli Carruthers yang membuat mereka merasa penting dan dihargai. Para manajer dapat mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan referent power mereka, seperti menggunakan waktu untuk mulai mengenal karyawan bawahan mereka dan menunjukkan minat dan perhatian pada mereka.
Baca Lebih lanjut Broo.. -

Kamis, 15 Desember 2011

MENINGKATKAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF

MENINGKATKAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF Overview Walaupun semua kemajuan teknologi informasi tersedia untuk para manajer, komunikasi yang tidak efektif tetap terjadi dalam sebuah organisasi. Komunikasi yang tidak efektif sangat mengganggu para manajer, karyawan, dan organisasi. Komunikasi yang tidak efektif dapat menyebabkan kinerja yang buruk, hubungan interpersonal yang tidak baik, kualitas pelayanan yang buruk, dan pelanggan menjadi tidak puas. Agar sebuah organisasi menjadi lebih efektif dan mencapai keuntungan kompetitif, maka para manajer di semua level perlu menjadi seorang komunikator yang baik.
Komunikasi dan Manajemen Komunikasi adalah berbagi informasi antara dua individu/ kelompok atau lebih untuk mencapai sebuah pemahaman bersama. Pertama, komunikasi merupakan usaha manusia yang melibatkan individu maupun kelompok. Kedua, komunikasi tidak akan terjadi kecuali telah tercapai sebuah kesepahaman bersama.
Pentingnya Komunikasi Yang Baik Sebagaimana kita pahami bahwa sebuah organisasi bisa meraih keuntungan kompetetif jika manajer berusaha meningkatkan efisiensi, kualitas, inovasi , dan daya tanggap terhadap para pelanggannya. Komunikasi yang baik sangat penting bagi pencapaian keuntungan kompetetif tersebut. Para manajer dapat meningkatkan efisiensi dengan memperbaharui proses produksi untuk mengambil manfaat dari teknologi baru yang lebih efisien dan dengan melatih para karyawan mengoperasikan teknologi baru serta meningkatkan keterampilannya. Komunikasi yang baik dibutuhkan manajer untuk mempelajari teknologi baru, menerapkannya dalam organisasi, dan melatih para pekerja bagaimana cara menggunakannya. Demikian pula, untuk meningkatkan kualitas juga tergantung pada komunikasi yang efektif. Manajer harus mengkomunikasikan arti penting dari kualitas yang tinggi serta cara mencapainya kepada semua anggota organisasi. Para bawahan perlu mengkomunikasikan masalah dan saran-saran tentang kualitas kepada atasannya untuk meningkatkan kualitas. Komunikasi yang juga dapat membantu meningkatkan daya tanggap terhadap konsumen. Ketika anggota organisasi yang terdekat dengan pelanggan, seperti para salespeople di department stor atau teller di bank, diberdayakan untuk mengkomunikasikan kebutuhan dan keinginan pelanggan kepada para manajer, maka manajer akan mampu merespon kebutuahan pelanggan dengan lebih baik. Inovasi, yang sering terjadi dalam tim lintas fungsional, juga membutuhkan komunikasi yang efektif. Para anggota tim lintas fungsional yang sedang mengembangkan sebuah permainan elektronik baru, misalnya, harus saling berkomunikasi secara efektif utk mengambangkan sebuah game yang disukai pelanggan. Meraka juga perlu mengkomunikan proyek tersebut dengan manajernya. Jadi, komunikasi yang efektif sangat penting bagi para manajer dan seluruh organisasi untuk meningkatkan efisiensi, kualitas, inovasi, dan daya tanggap terhadap pelanggan, untuk mencapai competitive advantage. Oleh karena para manajer harus memiliki pemahaman yang baik tentang proses komunikasi agar mereka mamapu bekerja secara efektif.
Proses Komunikasi Proses komunikasi terdiri dari dua tahapan, yaitu tahapan transmisi (transmission phase) dan tahapan umpan balik (feed back phase). Pada tahap transmisi, informasi disebarkan diantara dua individu/kelompok atau lebih. Pada tahapan umpan balik, perlu dipastikan bahwa pemahaman bersama telah tercapai. Di masing-masing fase ini terdapat sejumlah tahapan yang harus dilakukan agar terjadi komunikasi. Fase transimisi meliputi sender, messages, encoding, medium, decoding by receiver, receiver, dan noise. Sender yaitu individu atau kelompok yang mengirim pesan. Message adalah informasi yang akan dikomunikasikan. Encoding yaitu proses penterjemahan pesan ke dalam symbol-simbol atau bahasa (misalnya dalam bentuk kata/verbal), noise yaitu istilah umum yang merujuk pada segala sesuatu yang mengganggu proses komunikasi di tiap-tiap tahapan.
Setelah sebuah pesan diterjemahkan ke dalam bentuk symbol (encoding), maka kemudian pesan dikirimkan melalui sebuah media kepada penerima pesan (receiver) , yaitu individu atau kelompok yang dimaksudkan untuk menerima pesan. Sebuah media (medium) afalah jalur yang dilalui pesan yang telah diterjemahkan untuk disampaikan kepada penerima, sebagai contoh sebuah panggilan telepon, surat, memo, atau komunikasi face-to-face. Pada tahap berikutnya, penerima pesan menterjemahkan dan memahami pesan tersebut. Proses ini disebut dengan istilah decoding, yang merupakan tahapan kritis dalam komunikasi. Fase feedback kemudian dilakukan oleh si penerima (yang kemudian menjadi pengirim pesan). Penerima memutuskan pesan apa yang harus dikirimkan kepada pengirim asli (yang kemudian menjadi penerima), menterjemahkan pesan ke dalam symbol (encode), dan mengirimkannya melalui medium yang dipilihnya. Pesan tersebut bisa berupa konfirmasi bahwa pesan telah diterima dan dipahami, atau sebuah pernyatan ulang tentang pesan asli untuk memastikan bahwa pesan tersebut telah diinterpretasikan secara benar, atau mungkin juga berbentuk permintaan informasi lebih lanjut. Pengirim pesan asli menterjemahkan pesan tersebut dan memastikan bahwa pemahaman bersama telah tercapai. Jika pemahaman bersama belum tercapai, maka pengirim asli dan penerima akan mengulang kembali proses tersebut sehingga tercapai kesamaan pandangan. Gambar 16.1 Proses Komunikasi
NOISE Pesan yang telah diterjemahkan ke dalam bentuk kata, tertulis atau lisan, disebut dengan komunikasi verbal (verbal communication). Kita juga bisa menterjemahkan pesan tanpa menggunakan bahasa tulis atau bahasa lisan, yaitu dengan komunikasi non verbal (non verbal communication). Komunikasi non verbal yaitu membagi informasi atau menterjemahkan pesan melalui cara ekspresi wajah ( senyum, mengangkat alis, cemberut), bahasa tubuh ( postur, gerak tubuh), dan bahkan dengan gaya berpakaian ( kasual, formal, konservatif, trendi). Misalnya, MM UGM mewajibkan para mahasiswanya untuk berpakaian rapi dan berdasi untuk mengkomunikasikan tentang sikap disiplin, formal, dan penghargaan tergaan terhadap etika keilmuan.
Komunikasi non verbal dapat digunakan untuk mem-back up atau menguatkan komunikasi verbal. Misalnya, kata-kata penghargaan (verbal) terhadap para karyawan yang telah melakukan pekerjaannya dengan baik dapat disertai dengan senyum yang tulus dan acungan jempol. Terkadang komunikasi non verbal bisa digunakan untuk menyampaikan pesan yang tidak bisa tersampaikan melalui saluran verbal. Misalnya, seorang kepala sekolah yang datang lebih pagi ke sekolah kemudian berdiri di depan pintu masuk sekolah sambil menyalami para siswa dan gurunya untuk menyampaikan pesan kedisiplinan.
Baca Lebih lanjut Broo.. - MENINGKATKAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF

Selasa, 06 Desember 2011

Mutu sekolah di indonesia

KONSTELASI MUTU SEKOLAH DI INDONESIA
Secara umum mutu pendidikan di Indonesia masih rendah dibanding negara-negara lain, adapun gambaran konstelasi mutu sekolah di Indonesia pada tingkat praksis dapat dilihat dari beberapa indikator makro antara lain :

1. laporan The Global Competitiveness Report 2008-2009 dariWorld Economic Forum (dalam Martin, dkk., 2008), yang menempatkan Indonesia pada peringkat 55 dari 134 negara dalam hal pencapaian Competitiveness Index (CI )

2. Hasil penelitian United Nations for Development Programme di dalam Human Development Report 2007/2008 (http://en.wikipedia.org/wiki/List_of_countries_by_Human_Development_Index” yang menempatkan Indonesia pada posisi ke-107 dari 155 negara dalam hal pencapaian Human Development Index ( HDI ). Secara umum dapat dipahami bahwa rendahnya mutu SDM bangsa Indonesia saat ini adalah akibat rendahnya mutu pendidikan

Secara umum juga dapat dipahami bahwa rendahnya mutu sekolah di Indonesia saat ini dapat dilihat juga dari berbagai indikator mikro, antara lain :

1. Dalam hal literasi Matematika dan Sains, hasil studi Trends in
International Mathematics and Science Study (TIMSS) tahun 2007, hasilnya memperlihatkan bahwa peserta didik Indonesia belum menunjukkan prestasi memuaskan. Literasi Matematika peserta didik Indonesia, hanya mampu menempati peringkat 36 dari 49 negara, dengan pencapaian skor 405 dan masih di bawah skor rata-rata internasional yaitu 500. Hasil yang diperoleh ini, lebih buruk dibandingkan dengan pelajar Mesir yang berada pada urutan ke 35 (Martin, dkk., 2008).

2. Rendahnya mutu pendidikan dapat pula dilihat dalam laporan studi Programme for
International Student Assessment (PISA) tahun 2003. Untuk literasi Sains dan Matematika, peserta didik usia 15 tahun berada di ranking ke 38 dari 40 negara peserta, bahkan untuk literasi membaca berada di posisi ke 39 (OECD, 2004). Pada tahun 2006 prestasi literasi membaca siswa Indonesia berada pada peringkat ke 48 dari 56 negara, literasi matematika berada pada peringkat ke 50 dari 57 negara, dan literasi sains berada pada peringkat ke-50 dari 57 negara (OECD, 2007).

3. Selanjutnya hasil studi Progress in International Reading Literacy Study
(PIRLS) tahun 2006 dalam bidang membaca pada anak-anak kelas IV sekolah dasar di seluruh dunia di bawah koordinasi The International Association for the Evaluation of Educational Achievement (IEA) yang dikuti 45 negara/negara bagian, baik berasal dari negara maju maupun dari negara berkembang, hasilnya memperlihatkan bahwa peserta didik Indonesia berada pada peringkat ke 41 (OECD, 2006).


DISPARITAS MUTU PENDIDIKAN DI INDONESIA
Dari berbagai hasil survei menunjukkan bahwa kualitas pendidikan di Indonesia
tergolong masih tergolong rendah (Tola, 2008). Beberapa tahun yang lalu, tidak ada satu
pun juga universitas di Indonesia yang masuk kelompok 100 universitas di tingkat dunia
(Tilaar, 2006), baru pada tahun-tahun terakhir ini, data memperlihatkan bahwa ITB, UGM dan UI menempati urutan ke 56, 61, dan 84 dari 100 universitas terbaik di Asia
(http://www.webometrics.info/top100_continent.asp?cont=asia).
Apabila pendidikan tinggi sudah demikian rendahnya apalagi pendidikan dasar dan menengah, tentunya kualitasnya tidak lebih baik.
Fakta lain adalah adanya ketimpangan dalam penyediaan Jasa pendidikan di indonesia

1. Tidak semua anak bersekolah.
Indonesia masih belum memenuhi program wajar 9 tahun bagi semua anak. Saat ini masih terdapat sekitar 20 persen anak usia sekolah menengah yang masih belum bersekolah.
Perbedaan partisipasi antar daerah yang cukup besar. Pada tahun 2002, sebagai contoh, angka partisipasi murni pada jenjang sekolah dasar berkisar antara 83,5 persen di propinsi Gorontalo dan 94,4 persen di Sumatera Utara. Pada jenjang sekolah menengah pertama, angka partisipasi murni berkisar antara 40,9 persen di Nusa Tenggara Timur dan 77,2 persen di Jakarta dan pada jenjang sekolah menengah atas berkisar antara 24,5 persen di Nusa Tenggara Timur dan 58,4 persen di Yogyakarta.

2. Anak dari kelompok miskin keluar dari sekolah lebih dini.
Pada tahun 2002 angka partisipasi sekolah menengah pertama dari kelompok penduduk seperlima terkaya, lebih tinggi 69 persen dibandingkan dengan angka partisipasi dari kelompok seperlima termiskin. Sementara pada jenjang sekolah menengah atas, angka partisipasi murni dari kelompok seperlima terkaya mencapai tiga setengah kali lebih tinggi dibandingkan dengan angka partisipasi murni kelompok termiskin. Walaupun hampir semua anak dari berbagai kelompok pendapatan bersekolah di kelas satu sekolah dasar, anak dari kelompok pendapatan termiskin cenderung menurun partisipasinya setelah mencapai kelas enam.

3. Kualitas sekolah di Indonesia masih rendah dan cenderung memburuk.
Selama ini ekspansi sekolah tidak menghasilkan lulusan dengan pengetahuan dan keahlian yang dibutuhkan untuk membangun masyarakat yang kokoh dan ekonomi yang kompetitif di masa depan. Bukti ini ditunjukkan dengan rendahnya kemampuan murid tingkat 8 (SMP kelas 2) dibandingkan dengan negara tetangga di asia


4. Persiapan dan kehadiran tenaga pengajar yang masih kurang.
Berbeda dengan kebanyakan negara, Indonesia memperbolehkan semua lulusan institusi pendidikan keguruan menjadi tenaga pengajar tanpa perlu melewati ujian dalam hal kesiapan untuk memberikan ilmu pengetahuan dan keahlian mereka pada kondisi sekolah yang beragam. Pada waktu yang sama terdapat kesulitan untuk memberhentikan tenaga pengajar yang tidak mampu mengajar. Lebih jauh, berdasarkan survei yang dilakukan untuk Laporan Pembangunan Dunia 2004, 20 persen tenaga pengajar Indonesia tidak masuk sekolah pada saat pengecekan di sekolah-sekolah yang terpilih secara random. Ini berarti 20 persen dari dana yang digunakan untuk membiayai tenaga pengajar tidak memberikan manfaat secara langsung kepada murid karena ternyata tenaga pengajar tersebut tidak berada di kelas.




5. Pemeliharaan sekolah-sekolah tidak dilakukan secara berkala
Berdasarkan data survei sekolah dari Departemen Pendidikan Nasional, satu dari enam sekolah di Jawa Tengah berada dalam kondisi yang buruk, sementara itu sedikitnya satu dari dua sekolah di Nusa Tenggara Timur juga berada dalam kondisi yang memprihatinkan. Murid-murid berada di ruang kelas tanpa peralatan belajar yang memadai, seperti buku pelajaran, papan tulis, alat tulis, dan tenaga pengajar yang menguasai materi pelajaran sesuai kurikulum.

KESIMPULAN :
Demikianlah dapat kita simpulkan bahwasanya konstelasi mutu sekolah di Indonesia memang masih ditataran bawah apabila dibanding dengan negara negara lain di dunia.
Baca Lebih lanjut Broo.. - Mutu sekolah di indonesia

Sabtu, 28 November 2009

RPP BEKERJA DENGAN MESIN UMUM

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Mata Pelajaran : Kompetensi Kejuruan
Kelas/Semester : XI/1

Standar Kompetensi : Bekerja Dengan Mesin Umum
Kompetensi Dasar : Menentukan persyaratan kerja
Indikator : Gambar, instruksi dan spesifikasi dipahami dan dimengerti.
Pertemuan Ke- : 1
Alokasi Waktu : 10 JP
________________________________________

II. TUJUAN PEMBELAJARAN
 Siswa dapat Mengidentifikasi gambar kerja.
 Siswa dapat Mengidentifikasi benda kerja yang akan dikerjakan.
 Siswa dapat Mengidentifikasi yang berkenaan dengan pekerjaan.

III. MATERI AJAR
 Pengideintifikasian gambar kerja
 Pengidentifikasian benda kerja yang akan dikerjakan
 Pengidentifikasian yang ber-kenaan dengan pekerjaan

IV. METODE PEMBELAJARAN
 Ceramah.
 Tanya Jawab.
 Pengerjaan Soal-soal latihan.
 Praktek.

V. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
 Kegiatan Awal
 Melakukan pre test dari materi pertemuan sebelumnya.
 Mengerjakan soal-soal pekerjaan rumah.
 Kegiatan Inti
 Mengidentifikasi gambar kerja
 Mengidentifikasi benda kerja yang akan dikerjakan
 Mengidentifikasi yang berkenaan dengan pekerjaan
 Kegiatan Akhir
 Evaluasi materi yang telah diberikan.
 Pemberian pekerjaan rumah.

VI. ALAT/BAHAN/SUMBER BELAJAR
• Modul M7.5A
• Job Sheet
• Mesin perkakas
• Alat potong
• Benda Kerja

VII. PENILAIAN
> Tertulis
> Pengamatan
> Hasil Praktek




RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Mata Pelajaran : Kompetensi Kejuruan
Kelas/Semester : XI/1
Standar Kompetensi : Bekerja Dengan Mesin Umum
Kompetensi Dasar : Menentukan urutan pekerjaan
Indikator : a. Rangkaian dari proses termasuk menyetel benda kerja
untuk mendapatkan efisiensi maksimum dan mendapatkan spesifikasi kerja dapat disusun
b. Material yang dipilih sudah sesuai dengan yang diper-
syaratkan.
Pertemuan Ke- : 2
Alokasi Waktu : 10 JP
________________________________________

I. TUJUAN PEMBELAJARAN
• Siswa dapat Menggunakan alat dan mencekam benda yang sesuai prosedur
• Siswa dapat Mengidentifikasi proses pengerjaan
• Siswa dapat Mengidentifikasi mesin dan alat yang akan digunakan
• Siswa dapat Mengidentifikasi pencekaman benda kerja.
• Siswa dapat Mengidentifikasi bahan baku benda kerja.
• Siswa dapat Melaksanakan pence-kaman benda kerja.

II. MATERI AJAR
• Pengdentifikasian proses penger-jaan
• Pengidentifikasian mesin dan alat yang akan digunakan
• Pengidentifikasian pencekaman benda kerja.
• Pengidentifikasian bahan baku benda kerja.

III. METODE PEMBELAJARAN
a. Ceramah.
b. Tanya Jawab.
c. Pengerjaan Soal-soal latihan.
d. Praktek.

IV. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
a. Kegiatan Awal
 Melakukan pre test dari materi pertemuan sebelumnya.
 Mengerjakan soal-soal pekerjaan rumah.
b. Kegiatan Inti
• Menggunakan alat dan mencekam benda yang sesuai prosedur
• Mengidentifikasi proses pengerjaan
• Mengidentifikasi mesin dan alat yang akan digunakan
• Mengidentifikasi pencekaman benda kerja.
• Mengidentifikasi bahan baku benda kerja.
• Melaksanakan pence-kaman benda kerja.
c. Kegiatan Akhir
 Evaluasi materi yang telah diberikan.
 Pemberian pekerjaan rumah.



V. ALAT/BAHAN/SUMBER BELAJAR
• Modul M7.5A
• Job Sheet
• Mesin perkakas
• Alat potong
• Benda Kerja

VI. PENILAIAN
> Tertulis
> Pengamatan
> Hasil Praktek










































RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Mata Pelajaran : Kompetensi Kejuruan
Kelas/Semester : XI/1
Standar Kompetensi : Bekerja Dengan Mesin Umum
Kompetensi Dasar : Memilih dan menentukan perkakas
Indikator : a. Alat potong yang sesuai dengan pekerjaan, penga-
sahan dan bentuk yang dibutuhkan dapat dipilih.
b. Alat potong dapat dipa-sang dengan posisi yang benar.
Pertemuan Ke- : 3 & 4
Alokasi Waktu : 20 JP
________________________________________

I. TUJUAN PEMBELAJARAN
• Siswa dapat Mengasah alat potong sesuai pro-sedur
• Siswa dapat Mengasah alat potong sesuai pro-sedur
• Siswa dapat Memahami alat potong dan penggunaannya
• Siswa dapat Memahami sifat geo-metri dan kegunaan alat potong untuk ber-
bagai jenis bahan baku
• Siswa dapat Memahami pengasah-an alat potong
• Siswa dapat Memahami pengguna-an alat potong yang sesuai dengan peker-jaan
• Siswa dapat Siswa dapat Melakukan pengasah-an alat potong
• Siswa dapat Melaksanakan pema-sangan alat potong
• Siswa dapat Menyetel mesin sesuai dengan penggunaan alat potong
• Siswa dapat Melaksanakan pence-kaman benda kerja pada mesin.
• Siswa dapat Memahami metoda dan berbagai cara pemasangan alat potong
• Siswa dapat Melaksanakan proses pemesinan dengan mengikuti prosedur keselamatan.

II. MATERI AJAR
• Pengidentifikasian alat potong dan penggunaannya
• Pengidentifikasian sifat geometri dan kegunaan alat potong untuk berbagai jenis bahan baku
• Pengasahan alat potong
• Pengidentifikasian penggunaan alat potong yang sesuai dengan pekerjaan
• Metoda dan berbagai cara pemasangan alat

III. METODE PEMBELAJARAN
a. Ceramah.
b. Tanya Jawab.
c. Pengerjaan Soal-soal latihan.
d. Praktek.

IV. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
a. Kegiatan Awal
 Melakukan pre test dari materi pertemuan sebelumnya.
 Mengerjakan soal-soal pekerjaan rumah.
b. Kegiatan Inti
• Mengasah alat potong sesuai pro-sedur
• Mengasah alat potong sesuai pro-sedur
• Memahami alat potong dan penggunaannya
• Memahami sifat geo-metri dan kegunaan alat potong untuk ber-bagai jenis bahan baku
• Memahami pengasah-an alat potong
• Memahami pengguna-an alat potong yang sesuai dengan peker-jaan
• Melakukan pengasah-an alat potong
• Melaksanakan pema-sangan alat potong
• Menyetel mesin sesuai dengan penggunaan alat potong
• Melaksanakan pence-kaman benda kerja pada mesin.
• Memahami metoda dan berbagai cara pemasangan alat potong
• Melaksanakan proses pemesinan dengan mengikuti prosedur keselamatan.
c. Kegiatan Akhir
 Evaluasi materi yang telah diberikan.
 Pemberian pekerjaan rumah.

V. ALAT/BAHAN/SUMBER BELAJAR
• Modul M7.5A
• Job Sheet
• Mesin perkakas
• Alat potong
• Benda Kerja

VI. PENILAIAN
> Tertulis
> Pengamatan
> Hasil Praktek


























RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Mata Pelajaran : Kompetensi Kejuruan
Kelas/Semester : XI/1
Standar Kompetensi : Bekerja Dengan Mesin Umum
Kompetensi Dasar : Mengoperasikan mesin
Indikator : a. Teknik dasar penandaan dilakukan sesuai kebutuh-an
b. Parameter pemesinan diatur sesuai persyaratan
pekerjaan dan umur maksimum alat potong.
c. Pemasangan benda kerja atau pengkleman dilaku-
kan tanpa merusak produk dan aman.
d. Pelaksanaan proses peme-sinan dengan aman dila-
kukan mengikuti semua aturan, prosedur kesela-matan,
dan baju pelindung dan peralatan.
Pertemuan Ke- : 5 & 6
Alokasi Waktu : 20 JP
________________________________________

I. TUJUAN PEMBELAJARAN
• Siswa dapat Menandai/ meng-gambar benda benda kerja sesuai prosedur
• Siswa dapat Menggunakan alat dan mencekam benda yang sesuai prosedur
• Siswa dapat Memahami penandaan benda kerja sebelum dikerjakan
• Siswa dapat Memahami pengguna-an mesin sesuai dengan penggunaan alat potong
• Siswa dapat Memahami pencekam-an benda kerja pada mesin.
• Siswa dapat Memahami keselamat-an dan kesehatan kerja pada proses pe-mesinan.
• Siswa dapat Menandai/ meng-gambar benda kerja sebelum pengerjaan.

II. MATERI AJAR
 Penandaan benda kerja sebelum dikerjakan
 Pengidentifikasian penggunaan mesin sesuai dengan penggunaan alat potong
 Pengidentifikasian pencekaman benda kerja pada mesin.
 Pengidentifikasian keselamatan dan kesehatan kerja pada proses pemesinan.

III. METODE PEMBELAJARAN
a. Ceramah.
b. Tanya Jawab.
c. Pengerjaan Soal-soal latihan.
d. Praktek.

IV. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
a. Kegiatan Awal

 Melakukan pre test dari materi pertemuan sebelumnya.
 Mengerjakan soal-soal pekerjaan rumah.
b. Kegiatan Inti
 Menandai/ meng-gambar benda benda kerja sesuai prosedur
 Menggunakan alat dan mencekam benda yang sesuai prosedur
 Memahami penandaan benda kerja sebelum dikerjakan
 Memahami pengguna-an mesin sesuai dengan penggunaan alat potong
 Memahami pencekam-an benda kerja pada mesin.
 Memahami keselamat-an dan kesehatan kerja pada proses pe-mesinan.
 Menandai/ meng-gambar benda kerja sebelum pengerjaan.

c. Kegiatan Akhir
 Evaluasi materi yang telah diberikan.
 Pemberian pekerjaan rumah.

V. ALAT/BAHAN/SUMBER BELAJAR
• Modul M7.5A
• Job Sheet
• Mesin perkakas
• Alat potong
• Benda Kerja

VI. PENILAIAN
> Tertulis
> Pengamatan
> Hasil Praktek




































RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Mata Pelajaran : Kompetensi Kejuruan
Kelas/Semester : XI/1
Standar Kompetensi : Bekerja Dengan Mesin Umum
Kompetensi Dasar : Mengukur komponen
Indikator : Pemeriksaan komponen menggunakan alat ukur atau alat
pemeriksa yang sesuai untuk meyakinkan kelayakan
spesifikasi yang diizinkan dilakukan
Pertemuan Ke- : 7
Alokasi Waktu : 10 JP
________________________________________

I. TUJUAN PEMBELAJARAN
 Siswa dapat Menggunakan alat-alat ukur sesuai prosedur
 Siswa dapat Memahami toleransi ukuran benda kerja
 Siswa dapat Memahami penggunaan spesifikasi alat-alat ukur yang digunakan.
 Siswa dapat Menggunakan alat-alat ukur sesuai spe-sifikasinya

II. MATERI AJAR
 Pengidentifikasian toleransi ukuran benda kerja
 Pengdentifikasian penggunaan spesifikasi alat-alat ukur yang digunakan.

III. METODE PEMBELAJARAN
a. Ceramah.
b. Tanya Jawab.
c. Pengerjaan Soal-soal latihan.
d. Praktek.

IV. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
a. Kegiatan Awal
 Melakukan pre test dari materi pertemuan sebelumnya.
 Mengerjakan soal-soal pekerjaan rumah.
b. Kegiatan Inti
 Menggunakan alat-alat ukur sesuai prosedur
 Memahami toleransi ukuran benda kerja
 Memahami pengguna-an spesifikasi alat-alat ukur yang digunakan.
 Menggunakan alat-alat ukur sesuai spe-sifikasinya
c. Kegiatan Akhir
 Evaluasi materi yang telah diberikan.
 Pemberian pekerjaan rumah.

V. ALAT/BAHAN/SUMBER BELAJAR
• Modul M7.5A
• Job Sheet
• Mesin perkakas
• Alat potong
• Benda Kerja

VI. PENILAIAN
> Tertulis
> Pengamatan
> Hasil Praktek
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Mata Pelajaran : Kompetensi Kejuruan
Kelas/Semester : XI/1
Standar Kompetensi : Bekerja Dengan Mesin Umum
Kompetensi Dasar : Menyetel dan merawat mesin
Indikator : Perawatan rutin dan penyetelan bagian yang di-perlukan
termasuk slide dan menyetel bagian collar, membersihkan
dan pelumasan dan hal lainnya yang diinginkan dilakukan.
Pertemuan Ke- : 8
Alokasi Waktu : 10 JP
________________________________________

I. TUJUAN PEMBELAJARAN
 Siswa dapat Menyetel dan melumasi mesin
 Siswa dapat Memahami penyetelan dan pelumasan
 Siswa dapat Memahami cara mem-bersihkan mesin
 Siswa dapat Merawat dan menye-tel mesin

II. MATERI AJAR
 Penyetelan dan melumasi dilakukan berdasarkan pada prosedur operasi Standar Mesin secara tepat dibersihkan.

III. METODE PEMBELAJARAN
a. Ceramah.
b. Tanya Jawab.
c. Pengerjaan Soal-soal latihan.
d. Praktek.

IV. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
a. Kegiatan Awal
 Melakukan pre test dari materi pertemuan sebelumnya.
 Mengerjakan soal-soal pekerjaan rumah.
b. Kegiatan Inti
 Menyetel dan melumasi mesin
 Membersihkan mesin
 Memahami penyetelan dan pelumasan
 Memahami cara mem-bersihkan mesin
 Merawat dan menye-tel mesin
c. Kegiatan Akhir
 Evaluasi materi yang telah diberikan.
 Pemberian pekerjaan rumah.

V. ALAT/BAHAN/SUMBER BELAJAR
• Modul M7.5A
• Job Sheet
• Mesin perkakas

VI. PENILAIAN

> Tertulis
> Pengamatan
> Hasil Praktek
Baca Lebih lanjut Broo.. - RPP BEKERJA DENGAN MESIN UMUM

RPP MENGGUNAKAN MESIN UNTUK OPERASI DASAR

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Mata Pelajaran : Kompetensi Kejuruan
Kelas/Semester : XI/1
Standar Kompetensi : Menggunakan Mesin Untuk Operasi Dasar
Kompetensi Dasar : Menentukan persyaratan kerja
Indikator : 1. Persyaratan kerja dipahami
2. Mesin yang sesuai dipilih untuk memenuhi kebutuhannya
Pertemuan Ke- : 1 s/d 2
Alokasi Waktu : 20 JP
________________________________________

I. TUJUAN PEMBELAJARAN
 Siswa dapat Memahami persyarat-an kerja.
 Siswa dapat Memahami pemilihan mesin yang sesuai dengan pekerjaan

II. MATERI AJAR
• Persyaratan kerja.
• Pengidentifikasian pemilihan mesin yang sesuai dengan pekerjaan

III. METODE PEMBELAJARAN
a. Ceramah.
b. Tanya Jawab.
c. Pengerjaan Soal-soal latihan.
d. Praktek.

IV. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
a. Kegiatan Awal
 Melakukan pre test dari materi pertemuan sebelumnya.
 Mengerjakan soal-soal pekerjaan rumah.
b. Kegiatan Inti
• Memahami persyarat-an kerja.
• Memahami pemilihan mesin yang sesuai dengan pekerjaan
c. Kegiatan Akhir
• evaluasi materi yang telah diberikan.
• Pemberian pekerjaan rumah.

V. ALAT/BAHAN/SUMBER BELAJAR
• Modul M7.32A
• Job Sheet
• Mesin perkakas
• Alat potong
• Benda Kerja

VI. PENILAIAN
> Tertulis
> Pengamatan
> Hasil Praktek




RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Mata Pelajaran : Kompetensi Kejuruan
Kelas/Semester : XI/1
Standar Kompetensi : Menggunakan Mesin Untuk Operasi Dasar
Kompetensi Dasar : Mempersiapkan mesin
Indikator : a. Alat-alat dipilih jika diper-lukan.
b. Alat potong diasah sesuai keperluannya.
c. Perkakas dipasang dengan benar menggunakan
prosedur pengoperasian.
d. Pengaman yang tepat diset dan dipasang sesuai ke-perluan.
Pertemuan Ke- : 3 s/d 4
Alokasi Waktu : 20 JP
________________________________________

I. TUJUAN PEMBELAJARAN
 Siswa dapat Mengasah alat-alat potong sederhana sesuai prosedur
 Siswa dapat Memasang dan Mencekam alat-alat pada mesin sesuai prosedur
 Siswa dapat Memahami pemilihan alat-alat untuk peker-jaan
 Siswa dapat Mengasah alat-alat potong sederhana.
 Siswa dapat Memasang dan mencekam alat-alat pada mesin.
 Siswa dapat Memasang alat pengaman
 Siswa dapat Mengasah alat-alat potong sederhana.
 Siswa dapat Memasang alat-alat pada mesin.
 Siswa dapat Memasang alat peng-aman

II. MATERI AJAR
• Pengidentifikasian pemilihan alat-alat untuk pekerjaan.
• Pengasahan alat-alat potong sederhana.
• Pemasangan dan pence-kaman alat-alat pada mesin.
• Pemasangan alat peng-aman

III. METODE PEMBELAJARAN
a. Ceramah.
b. Tanya Jawab.
c. Pengerjaan Soal-soal latihan.
d. Praktek.

IV. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
a. Kegiatan Awal
• Melakukan pre test dari materi pertemuan sebelumnya.
• Mengerjakan soal-soal pekerjaan rumah.
b. Kegiatan Inti
• Mengasah alat-alat potong sederhana sesuai prosedur
• Memasang dan Mencekam alat-alat pada mesin sesuai prosedur
• Memahami pemilihan alat-alat untuk peker-jaan
• Mengasah alat-alat potong sederhana.
• Memasang dan mencekam alat-alat pada mesin.
• Memasang alat pengaman
• Mengasah alat-alat potong sederhana.
• Memasang alat-alat pada mesin.
• Memasang alat peng-aman.
c. Kegiatan Akhir

• evaluasi materi yang telah diberikan.
• Pemberian pekerjaan rumah.

V. ALAT/BAHAN/SUMBER BELAJAR
• Modul M7.32A
• Job Sheet
• Mesin perkakas
• Alat potong
• Benda Kerja

VI. PENILAIAN
> Tertulis
> Pengamatan
> Hasil Praktek




































RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Mata Pelajaran : Kompetensi Kejuruan
Kelas/Semester : XI/1
Standar Kompetensi : Menggunakan Mesin Untuk Operasi Dasar
Kompetensi Dasar : Mengoperasikan mesin
Indikator : 1. Bahan yang akan dimachining di posisikan dan di cekam.
2. Mesin dioperasikan secara tepat sesuai pekerjaan dan
material yang diperlukan.
Pertemuan Ke- : 5 s/d 6
Alokasi Waktu : 20 JP
________________________________________

I. TUJUAN PEMBELAJARAN
• Siswa dapat Menerapkan sikap pencekaman benda kerja sesuai prosedur
• Siswa dapat Memahami alat-alat pencekam benda kerja
• Siswa dapat Melaksanakan metode pencekaman benda kerja
• Siswa dapat Melaksanakan pencekaman benda kerja.
• Siswa dapat Mengidentifikasi pengoperasian mesin.
• Siswa dapat Menerapkan keselamatan kerja dalam mengopersikan mesin
• Siswa dapat Mengidentifikasi dan penye-telan kecepatan potong/putaran
• Siswa dapat Menjepit benda kerja pada mesin
• Siswa dapat Mengidentifikasi dan mengopersikan mesin.
• Siswa dapat Mengidentifikasi keselamatan kerja dalam mengopersikan mesin
• Siswa dapat Mengidentifikasi dan menyetel kecepatan potong/putaran

II. MATERI AJAR
• Peralatan pencekam benda kerja
• Metode pencekaman benda kerja
• Pencekaman benda kerja.
• Pengidentifikasian mengopersi--kan mesin.
• Keselamatan kerja dalam mengopersikan mesin
• Pengidentifikasian dan penye-telan kecepatan potong/ putaran

III. METODE PEMBELAJARAN
a. Ceramah.
b. Tanya Jawab.
c. Pengerjaan Soal-soal latihan.
d. Praktek.

IV. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
a. Kegiatan Awal
• Melakukan pre test dari materi pertemuan sebelumnya.
• Mengerjakan soal-soal pekerjaan rumah.
b. Kegiatan Inti
• Menerapkan sikap pencekaman benda kerja sesuai prosedur
• Memahami alat-alat pencekam benda kerja
• Melaksanakan metode pencekaman benda kerja
• Melaksanakan pencekaman benda kerja.
• Mengidentifikasi pengoperasian mesin.
• Menerapkan keselamatan kerja dalam mengopersikan mesin
• Mengidentifikasi dan penye-telan kecepatan potong/putaran
• Menjepit benda kerja pada mesin
• Mengidentifikasi dan mengopersikan mesin.
• Mengidentifikasi keselamatan kerja dalam mengopersikan mesin
• Mengidentifikasi dan menyetel kecepatan potong/putaran
c. Kegiatan Akhir
• evaluasi materi yang telah diberikan.
• Pemberian pekerjaan rumah.

V. ALAT/BAHAN/SUMBER BELAJAR
• Modul M7.32A
• Job Sheet
• Mesin perkakas
• Alat potong
• Benda Kerja

VI. PENILAIAN
> Tertulis
> Pengamatan
> Hasil Praktek


































RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Mata Pelajaran : Kompetensi Kejuruan
Kelas/Semester : XI/1
Standar Kompetensi : Menggunakan Mesin Untuk Operasi Dasar
Kompetensi Dasar : Memeriksa komponen yang telah selesai
Indikator : Komponen yang telah dimachining dicek sesuai dengan
persyaratan dan keinginan akhir.
Pertemuan Ke- : 7 s/d 8
Alokasi Waktu : 20 JP
________________________________________

I. TUJUAN PEMBELAJARAN
• Siswa Dapat Mengukuran benda benda kerja sesuai prosedur
• Siswa Dapat Memeriksa ukuran benda kerja.
• Siswa Dapat Memeriksa permukaan benda kerja.

II. MATERI AJAR
• Pemeriksaan ukuran benda kerja.
• Pemeriksaan permukaan benda kerja.

III. METODE PEMBELAJARAN
a. Ceramah.
b. Tanya Jawab.
c. Pengerjaan Soal-soal latihan.
d. Praktek.

IV. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
a. Kegiatan Awal
• Melakukan pre test dari materi pertemuan sebelumnya.
• Mengerjakan soal-soal pekerjaan rumah.
b. Kegiatan Inti
• Mengukuran benda benda kerja sesuai prosedur
• Memeriksa ukuran benda kerja.
• Memeriksa permukaan benda kerja.
c. Kegiatan Akhir
• evaluasi materi yang telah diberikan.
• Pemberian pekerjaan rumah.

V. ALAT/BAHAN/SUMBER BELAJAR
• Modul M7.32A
• Job Sheet
• Mesin perkakas
• Alat potong
• Benda Kerja

VI. PENILAIAN
> Tertulis
> Pengamatan
> Hasil Praktek
Baca Lebih lanjut Broo.. - RPP MENGGUNAKAN MESIN UNTUK OPERASI DASAR

RPP MELAKUKAN PERHITUNGAN LANJUT

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

Mata Pelajaran : Perhitungan Lanjut Pertemuan ke : 1 - 3
Kelas / Semester : XII / 3 Alokasi Waktu : 6 x 45 Menit

Standar Kompetensi : Melakukan perhitungan lanjut
Kompetensi Dasar : Menaksir jawaban perkiraan
Indikator : Jawaban yang dikalkulasi dengan teknik penaksiran

I. Tujuan Pembelajaran :
• Siswa memahami teknik kalkulasi, penaksiran dan pembulatan sederhana
II. Materi Ajar :
• Kalkulasi dan penaksiran
• Pembulatan sederhana dan penaksiran

III. Metode Pembelajaran
• Penjelasan

IV. Langkah – langkah Pembelajaran
• Kegiatan Awal : Penjelasan mengenai penaksiran
• Kegiatan Inti : Penjelasan kalkulasi dan pembulatan
• Kegiatan Akhir : Melakukan kalkulasi, pembulatan sederhana dan penaksiran yang diterapkan dalam jawaban soal-soal

V. Alat / Sumber Belajar :
• Buku Melakukan Perhitungan Lanjut
• Kalkulator
• Internet
• Bank soal

VI. Penilaian :
• Tugas individu, tes tertulis




RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

Mata Pelajaran : Perhitungan Lanjut Pertemuan ke : 4 - 6
Kelas / Semester : XII / 3 Alokasi Waktu : 6 x 45 Menit

Standar Kompetensi : Melakukan perhitungan lanjut
Kompetensi Dasar : Melakukan kalkulasi dasar menyangkut persentase
Indikator : Mampu melakukan kalkulasi sederhana

i. Tujuan Pembelajaran :
• Siswa mampu melakukan kalkulasi menyangkut persentase
II. Materi Ajar :
• Kalkulasi sederhana dan persentase dalam bentuk pecahan / desimal
• Metode tiga langkah

III. Metode Pembelajaran
• Penjelasan

IV. Langkah – langkah Pembelajaran
• Kegiatan Awal : Penjelasan mengenai kalkukasi
• Kegiatan Inti : Penjelasan Metode tiga langkah
• Kegiatan Akhir : Melakukan kalkulasi sederhana dan persentase dengan menggunakan metode tiga langkah

V. Alat / Sumber Belajar :
• Buku Melakukan Perhitungan Lanjut
• Kalkulator
• Internet
• Bank soal

VI. Penilaian :
• Tugas individu, tes tertulis










RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

Mata Pelajaran : Perhitungan Lanjut Pertemuan ke : 7 - 9
Kelas / Semester : XII / 3 Alokasi Waktu : 6 x 45 Menit

Standar Kompetensi : Melakukan perhitungan lanjut
Kompetensi Dasar : Menerapkan keempat aturan dasar pada ungkapan aljabar
Indikator : Mampu Menerapkan keempat aturan dasar pada ungkapan aljabar

i. Tujuan Pembelajaran :
• Siswa mampu menerapkan keempat aturan dasar pada ungkapan aljabar

II. Materi Ajar :
• Perhitungan bilangan pecahan ( penjumlahan, perkalian, pembagian, pecahan )

III. Metode Pembelajaran
• Penjelasan

IV. Langkah – langkah Pembelajaran
• Kegiatan Awal : Penjelasan kalkulasi sederhana pada aljabar
• Kegiatan Inti : Penjelasan empat aturan dasar
• Kegiatan Akhir : Melakukan kalkulasi sederhana dengan 4 aturan dasar pada aljabar

V. Alat / Sumber Belajar :
• Buku Melakukan Perhitungan Lanjut
• Kalkulator
• Internet
• Bank soal

VI. Penilaian :
• Tugas individu, tes tertulis


M


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

Mata Pelajaran : Perhitungan Lanjut Pertemuan ke : 10 - 12
Kelas / Semester : XII / 3 Alokasi Waktu : 6 x 45 Menit

Standar Kompetensi : Melakukan perhitungan lanjut
Kompetensi Dasar : Melakukan kalkulasi dasar yang melibatkan perbandingan
Indikator : Mampu melakukan kalkulasi dasar yang melibatkan perbandingan

i. Tujuan Pembelajaran :
• Siswa mampu melakukan kalkulasi dasar yang melibatkan perbandingan

II. Materi Ajar :
• Kalkulasi dasar dengan bilangan bulat, pecahan dan decimal
• Informasi dengan diagram dan grafik

III. Metode Pembelajaran
• Penjelasan

IV. Langkah – langkah Pembelajaran
• Kegiatan Awal : Penjelasan tentang kalkulasi dasar
• Kegiatan Inti : Penjelasan cara membaca diaram dan grafik
• Kegiatan Akhir : Melakukan kalkulasi dasar pada perbandingan dan membaca diagram dan grafik

V. Alat / Sumber Belajar :
• Buku Melakukan Perhitungan Lanjut
• Kalkulator
• Internet
• Bank soal

VI. Penilaian :
• Tugas individu, tes tertulis






RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

Mata Pelajaran : Perhitungan Lanjut Pertemuan ke : 13 - 15
Kelas / Semester : XII / 3 Alokasi Waktu : 6 x 45 Menit

Standar Kompetensi : Melakukan perhitungan lanjut
Kompetensi Dasar : Menginterpretasikan diagram dan grafik
Indikator : Mampu membuat diagram dan grafik dasar

i. Tujuan Pembelajaran :
• Siswa mampu membuat diagram dan grafik dasar dan menginterpretasikannya

II. Materi Ajar :
• Membuat diagram dan grafik
• Menentukan jenis diagram dan chart

III. Metode Pembelajaran
• Penjelasan

IV. Langkah – langkah Pembelajaran
• Kegiatan Awal : Penjelasan tentang diagram dan grafik
• Kegiatan Inti : Penjelasan cara membuat diagram dan grafik
• Kegiatan Akhir : Membuat diagram dan grafik serta menginterpretasikannya

V. Alat / Sumber Belajar :
• Buku Melakukan Perhitungan Lanjut
• Kalkulator
• Internet
• Bank soal

VI. Penilaian :
• Tugas individu, tes tertulis







RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

Mata Pelajaran : Perhitungan Lanjut Pertemuan ke : 15 - 18
Kelas / Semester : XII / 3 Alokasi Waktu : 6 x 45 Menit

Standar Kompetensi : Melakukan perhitungan lanjut
Kompetensi Dasar : Membuat diagram dan grafik dari informasi yang diberikan
Indikator : Mampu membuat diagram dan grafik lanjut

i. Tujuan Pembelajaran :
• Siswa mampu membuat diagram dan grafik lanjut

II. Materi Ajar :
• Membuat table distribusi frekuensi
• Membuat diagram Pareto
• Menentukan Deviasi standar

III. Metode Pembelajaran
• Penjelasan

IV. Langkah – langkah Pembelajaran
• Kegiatan Awal : Penjelasan tentang diagram dan grafik lanjut
• Kegiatan Inti : Penjelasan cara membuat table, diagram pareto dan menentukan deviasi standar
• Kegiatan Akhir : Membuat diagram dan grafik dari informasi yang diberikan

V. Alat / Sumber Belajar :
• Buku Melakukan Perhitungan Lanjut
• Kalkulator
• Internet
• Bank soal

VI. Penilaian :
• Tugas individu, tes tertulis
Baca Lebih lanjut Broo.. - RPP MELAKUKAN PERHITUNGAN LANJUT

Kamis, 26 November 2009

RPP MELAKUKAN PERHITUNGAN DASAR

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Mata Pelajaran : Kompetensi Kejuruan
Kelas/Semester : X/1
Standar Kompetensi : Melakukan Perhitungan Dasar
Kompetensi Dasar : Menerapkan Empat Aturan Dasar Kalkulasi
Indikator : Kalkulasi sederhana dilakukan dengan menggunakan empat Aturan dasar, penambahan, pengurangan, perkalian, & pembagian
Pertemuan Ke- : 1 s/d 10
Alokasi Waktu : 20 JP
________________________________________

I. TUJUAN PEMBELAJARAN
 Siswa dapat melakukan kalkulasi sederhana dengan menggunakan empat aturan dasar, penambahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian secara manual dengan bantuan kalkulator.
 Siswa dapat menerapkan konsep kalkulasi sederhana untuk panjang, keliling, luas dan volume.

II. MATERI AJAR
 Empat aturan dasar kalkulasi untuk penambahan.
 Empat aturan dasar kalkulasi untuk pengurangan.
 Empat aturan dasar kalkulasi untuk perkalian.
 Empat aturan dasar kalkulasi untuk pembagian.
 Penerapan konsep kalkulasi sederhana untuk panjang ,keliling, luas dan Volume

III. METODE PEMBELAJARAN
a. Ceramah.
b. Tanya Jawab.
c. Pengerjaan Soal-soal latihan.

IV. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
a. Kegiatan Awal
 Melakukan pre test dari materi pertemuan sebelumnya.
 Mengerjakan soal-soal pekerjaan rumah.
b. Kegiatan Inti
 Melaksanakan penghitungan-penghitungan diarahkan pada persoalan-persoalan yang di area kerja dan bersifat aplikatif.
 Memahami penghitungan dengan menggunakan empat aturan dasar, penambahan, pengurangan, perkalian dan pembagian.
 Menghitung dengan menggunakan empat aturan dasar, penambahan, pengurangan, perkalian dan pembagian.
c. Kegiatan Akhir
 evaluasi materi yang telah diberikan.
 Pemberian pekerjaan rumah.

V. ALAT/BAHAN/SUMBER BELAJAR
Modul M2.71C10

VI. PENILAIAN
> Tertulis
> Pengamatan
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Mata Pelajaran : Kompetensi Kejuruan
Kelas/Semester : X/1
Standar Kompetensi : Melakukan Perhitungan Dasar
Kompetensi Dasar : Menerapkan Empat Aturan Dasar Kalkulasi
Indikator : Konsep dapat dipahami serta kalkulasi sederhana yang menyangkut panjang, keliling, luas dan volume dapat dilaksanakan.
Pertemuan Ke- : 11 s/d 20
Alokasi Waktu : 20 JP
________________________________________

I. TUJUAN PEMBELAJARAN
 Siswa dapat melakukan kalkulasi sederhana dengan menggunakan empat aturan dasar, penambahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian secara manual dengan bantuan kalkulator.
 Siswa dapat menerapkan konsep kalkulasi sederhana untuk panjang,keliling, luas dan volume.

II. MATERI AJAR
 Empat aturan dasar kalkulasi untuk penambahan.
 Empat aturan dasar kalkulasi untuk pengurangan.
 Empat aturan dasar kalkulasi untuk perkalian.
 Empat aturan dasar kalkulasi untuk pembagian.
 Penerapan konsep kalkulasi sederhana untuk panjang ,keliling, luas dan Volume

III. METODE PEMBELAJARAN
a. Ceramah.
b. Tanya Jawab.
c. Pengerjaan Soal-soal latihan.

IV. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
a. Kegiatan Awal
 Melakukan pre test dari materi pertemuan sebelumnya.
 Mengerjakan soal-soal pekerjaan rumah.
b. Kegiatan Inti
 Mengarahkan penghitungan-penghitungan pada persoalan-persoalan yang di area kerja dan bersifat aplikatif.
 Memahami konsep penghitungan sederhana menyangkut panjang, keliling, luas dan volume.
 Menghitung sederhana menyangkut panjang, keliling, luas dan volume sesuai dengan konsep.
c. Kegiatan Akhir
 evaluasi materi yang telah diberikan.
 Pemberian pekerjaan rumah.

V. ALAT/BAHAN/SUMBER BELAJAR
Modul M2.71C10

VI. PENILAIAN
> Tertulis
> Pengamatan
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Mata Pelajaran : Kompetensi Kejuruan
Kelas/Semester : X/2
Standar Kompetensi : Melakukan Perhitungan Dasar
Kompetensi Dasar : Melakukan penghitungan dasar yang menyangkut pecahan
dan desimal
Indikator : Kalkulasi sederhana yang menyangkut pecahan dan bilangan campuran meng-gunakan empat aturan dasar dapat dilakukan.
Pertemuan Ke- : 21 s/d 30
Alokasi Waktu : 20 JP
________________________________________

I. TUJUAN PEMBELAJARAN
 Siswa dapat melakukan Perhitungan dasar untuk pecahan dan desimal
 Siswa dapat melakukan Pengkalkulasian sederhana menggunakan empat aturan dasar

II. MATERI AJAR
 Perhitungan dasar untuk pecahan.
 Perhitungan dasar untuk desimal.
 Pengkalkulasian sederhana dengan menggunakan empat aturan dasar.
 Pengkalkulasian sederhana untuk pecahan.
 Pengkalkulasian sederhana untuk desimal.

III. METODE PEMBELAJARAN
a. Ceramah.
b. Tanya Jawab.
c. Pengerjaan Soal-soal latihan.

IV. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
a. Kegiatan Awal
 Melakukan pre test dari materi pertemuan sebelumnya.
 Mengerjakan soal-soal pekerjaan rumah.
b. Kegiatan Inti
 Mengarahkan perhitungan-perhitungan pada persoalan-persoalan yang bersifat praktis yang ada di area kerja/workshop.
 Mengarahkan perhitungan-perhitungan pada persoalan-persoalan yang ber-sifat praktis yang ada di area kerja/ workshop.
 Memahami penghi-tungan sederhana menyangkut pecahan dan bilangan campur-an menggunakan empat aturan dasar.
c. Kegiatan Akhir
 evaluasi materi yang telah diberikan.
 Pemberian pekerjaan rumah.

V. ALAT/BAHAN/SUMBER BELAJAR
Modul M2.71C10

VI. PENILAIAN
> Tertulis
> Pengamatan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Mata Pelajaran : Kompetensi Kejuruan
Kelas/Semester : X/2
Standar Kompetensi : Melakukan Perhitungan Dasar
Kompetensi Dasar : Melakukan penghitungan dasar yang menyangkut pecahan
dan desimal
Indikator : Kalkulasi sederhana yang menyangkut pecahan ,decimal dan bilangan campuran dengan meng-gunakan empat aturan dasar dapat dilakukan.
Pertemuan Ke- : 31 s/d 40
Alokasi Waktu : 20 JP
________________________________________

I. TUJUAN PEMBELAJARAN
 Siswa dapat melakukan Perhitungan dasar untuk pecahan dan desimal
 Siswa dapat melakukan Pengkalkulasian sederhana menggunakan empat aturan dasar

II. MATERI AJAR
 Perhitungan dasar untuk pecahan.
 Perhitungan dasar untuk desimal.
 Pengkalkulasian sederhana dengan menggunakan empat aturan dasar.
 Pengkalkulasian sederhana untuk pecahan.
 Pengkalkulasian sederhana untuk desimal.

III. METODE PEMBELAJARAN
a. Ceramah.
b. Tanya Jawab.
c. Pengerjaan Soal-soal latihan
.
IV. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
a. Kegiatan Awal
 Melakukan pre test dari materi pertemuan sebelumnya.
 Mengerjakan soal-soal pekerjaan rumah.
b. Kegiatan Inti
 Memahami penghi-tungan menyangkut pecahan ,desimal dan bilangan campuran menggunakan empat aturan dasar.
 Menghitung seder-hana menyangkut pecahan dan bilangan campuran mengguna-kan empat aturan dasar.
 Menghitung menyangkut pecahan ,desimal dan bilangan campuran mengguna-kan empat aturan dasar.
c. Kegiatan Akhir
 evaluasi materi yang telah diberikan.
 Pemberian pekerjaan rumah.

V. ALAT/BAHAN/SUMBER BELAJAR
Modul M2.71C10

VI. PENILAIAN
> Tertulis
> Pengamatan
Baca Lebih lanjut Broo.. - RPP MELAKUKAN PERHITUNGAN DASAR

RPP MENGAMATI DAN MENGOPERASIKAN MESIN / PROSES

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

Mata Pelajaran : Mesin / Proses Pertemuan ke : 35 – 40
Kelas / Semester : XI / 1 - 2 Alokasi Waktu : 18 x 45 Menit

Standar Kompetensi : Mengamati dan mengoperasikan mesin / proses
Kompetensi Dasar : Memperoleh instruksi kerja
Indikator : Memahami lembar kerja / instruksi kerja

i. Tujuan Pembelajaran :
• Siswa memahami lembar kerja / instruksi kerja

II. Materi Ajar :
• Pembacaan gambar kerja
• Pemahaman instruksi kerja dan lembar informasi lain

III. Metode Pembelajaran
• Penjelasan

IV. Langkah – langkah Pembelajaran
• Kegiatan Awal : Penjelasan cara membaca gambar kerja
• Kegiatan Inti : Penjelasan cara memahami instruksi kerja
• Kegiatan Akhir : Pembuatan instruksi kerja berdasarkan gambar kerja dan lembar informasi lainnya

V. Alat / Sumber Belajar :
• Buku mesin / proses
• Buku gambar teknik
• Jobsheet

VI. Penilaian :
• Tugas individu dan tes tertulis






RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

Mata Pelajaran : Mesin / Proses Pertemuan ke : 1 - 7
Kelas / Semester : XI / 1- 2 Alokasi Waktu : 21 x 45 Menit

Standar Kompetensi : Mengamati dan mengoperasikan mesin / proses
Kompetensi Dasar : Melaksanakan pemeriksaan sebelum memulai pekerjaan
Indikator : Mampu melakukan pemeriksaan sebelum memulai pekerjaan

i. Tujuan Pembelajaran :
• Siswa mampu melakukan pemeriksaan sebelum memulai pekerjaan

II. Materi Ajar :
• Prosedur Operasi Standar dalam bengkel pemesinan
• Keselamatan kerja
• Pemeriksaan bahan dan lembar kerja

III. Metode Pembelajaran
• Penjelasan

IV. Langkah – langkah Pembelajaran
• Kegiatan Awal : Penjelasan tentang POS dan K 3
• Kegiatan Inti : Pemeriksaan bahan dan lembar kerja sebelum memulai pekerjaan
• Kegiatan Akhir : Melakukan Pemeriksaan bahan dan lembar kerja sebelum memulai pekerjaan berdasar POS dan K 3

V. Alat / Sumber Belajar :
• Buku mesin /proses, Buku alat ukur
• Benda kerja, alat ukur
• Jobsheet, alat – alat K 3

VI. Penilaian :
• Tugas individu,tes perbuatan dan tes tertulis








RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

Mata Pelajaran : Mesin / Proses Pertemuan ke : 8 – 36
Kelas / Semester : XI / 1 – 2 Alokasi Waktu :87 x 45 Menit

Standar Kompetensi : Mengamati dan mengoperasikan mesin / proses
Kompetensi Dasar : Mengoperasikan mesin / proses
Indikator : Mampu mengoperasikan mesin / proses

i. Tujuan Pembelajaran :
• Siswa mampu mengoperasikan mesin / proses

II. Materi Ajar :
• Prosedur menghidupkan mesin/ proses dengan benar
• Mengoperasikan mesin berdasarkan instruksi kerja dan prosedur
• Merawat dan menyimpan komponen-komponen kebutuhan produksi
• Menyimpan hasil mesin / proses sesuai prosedur
• Mengarsip data produksi sesuai prosedur

III. Metode Pembelajaran
• Penjelasan dan praktek

IV. Langkah – langkah Pembelajaran
• Kegiatan Awal : Penjelasan Prosedur menghidupkan mesin/ proses dengan benar
• Kegiatan Inti : Mengoperasikan mesin berdasarkan instruksi kerja dan prosedur
• Kegiatan Akhir : Merawat dan menyimpan komponen - komponen kebutuhan produksi
Menyimpan hasil mesin / proses sesuai prosedur
Mengarsip data produksi sesuai prosedur

V. Alat / Sumber Belajar :
• Mesin /proses
• Benda kerja, alat ukur
• Jobsheet, alat – alat K 3
• Arsip data

VI. Penilaian :
• Tugas individu,tes perbuatan dan tes tertulis

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )


Mata Pelajaran : Mesin / Proses Pertemuan ke : 17 – 36
Kelas / Semester : XI / 1-2 Alokasi Waktu : 60 x 45 Menit

Standar Kompetensi : Mengamati dan mengoperasikan mesin / proses
Kompetensi Dasar : Memonitor mesin / proses
Indikator : Mampu melakukan monitoring terhadap mesin / proses

i. Tujuan Pembelajaran :
• Siswa mampu melakukan monitoring terhadap mesin / proses

II. Materi Ajar :
• Memonitor pengoperasian mesin / proses sesuai prosedur
• Memahami prosedur darurat berdasarkan prosedur

III. Metode Pembelajaran
• Penjelasan dan praktek

IV. Langkah – langkah Pembelajaran
• Kegiatan Awal : Penjelasan cara melakukan monitoring terhadap mesin / proses
• Kegiatan Inti : Memonitor pengoperasian mesin / proses sesuai prosedur
• Kegiatan Akhir : Melakukan prosedur darurat berdasarkan prosedur apabila terjadi sesuatu terhadap mesin / proses

V. Alat / Sumber Belajar :
• Mesin /proses,
• Benda kerja, alat ukur
• Jobsheet, alat – alat K 3

VI. Penilaian :
• Tugas individu dan tes perbuatan
Baca Lebih lanjut Broo.. - RPP MENGAMATI DAN MENGOPERASIKAN MESIN / PROSES

RPP ALAT UKUR

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

Mata Pelajaran : Alat Ukur Pertemuan Ke : 1 – 7
Kelas/Semester : X/1 Alokasi Waktu : 10 X 45 Menit.

Standar Kompetensi : Mengukur dan Menggunakan Alat Ukur.
Kompetensi Dasar : Pengukuran dimensi dan variabel menggunakan perlengkapan yang sesuai.
Indikator :
• Mengetahui keamanan perlengkapan kerja, tipe alat-alat ukur dan penerapannya.
• Memahami prosedur pengukuran dan skala alat ukur.


I. Tujuan Pembelajaran :
• Siswa mengetahui keamanan perlengkapan kerja, tipe alat-alat ukur dan penerapannya.
• Siswa memahami prosedur pengukuran dan skala alat ukur.

II. Materi Ajar :
• Pengetahuan keamanan perlengkapan kerja.
• Tipe alat-alat ukur dan penerapannya.
• Pemahaman prosedur pengukuran dan skala alat ukur.

III. Metode Pembelajaran :
• Penjelasan teori dan praktek.

IV.Langkah Pembelajaran :
• Kegiatan awal : Penjelasan teori.
• Kegiatan inti : Praktek menyebutkan prosedur keamanan perlengkapan kerja.
Praktek menyebutkan tipe alat-alat ukur dan penerapannya.
• Kegiatan akhir : Melaksanakan pengukuran dengan alat ukur yang sesuai.

V.Alat/Sumber Belajar :
• Buku Alat Ukur.
• Berbagai tipe alat ukur.
• Benda kerja

VI.Penilaian :
• Tes tertulis
• Tes perbuatan.

g


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

Mata Pelajaran : Alat Ukur Pertemuan Ke : 8 – 10
Kelas/Semester : X/1 Alokasi Waktu : 6 X 45 Menit.

Standar Kompetensi : Mengukur dan Menggunakan Alat Ukur.
Kompetensi Dasar : Memelihara alat-alat ukur berskala.
Indikator : Memahami prosedur pemeliharaan alat ukur.


I. Tujuan Pembelajaran :
• Siswa memahami prosedur pemeliharaan alat ukur.

II. Materi Ajar :
• Prosedur pemeliharaan alat ukur.

III. Metode Pembelajaran :
• Penjelasan teori dan praktek.

IV.Langkah Pembelajaran :
• Kegiatan awal : Penjelasan teori.
• Kegiatan inti : Praktek menyebutkan prosedur keamanan perlengkapan kerja.
Praktek menyebutkan prosedur pemeliharaan alat ukur.
• Kegiatan akhir : Menempatkan alat ukur pada yang aman.

V.Alat/Sumber Belajar :
• Buku Alat Ukur.
• Berbagai tipe alat ukur.
• Benda kerja

VI.Penilaian :
• Tes tertulis
• Tes perbuatan.









RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

Mata Pelajaran : Alat Ukur Pertemuan Ke : 11 – 14
Kelas/Semester : X/1 Alokasi Waktu : 8 X 45 Menit.

Standar Kompetensi : Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Presisi.
Kompetensi Dasar : Menggunakan peralatan pengukur presisi dasar.
Indikator : Memahami pengukuran benda kerja dengan posisi dan metode yang benar.


I. Tujuan Pembelajaran :
• Siswa memahami pengukuran benda kerja dengan posisi dan metode yang benar.

II. Materi Ajar :
• Mengukur dengan berbagai peralatan pengukur mekanis presisi.
• Memilih jenis alat ukur presisi sesuai dengan benda kerja.
• Intepretasi hasil pengukuran

III. Metode Pembelajaran :
• Penjelasan teori dan praktek.

IV.Langkah Pembelajaran :
• Kegiatan awal : Penjelasan teori.
• Kegiatan inti : Praktek menyebutkan prosedur keamanan perlengkapan kerja.
Praktek memilih alat ukur yang sesuai.
• Kegiatan akhir : Melaksanakan pengukuran.

V.Alat/Sumber Belajar :
• Buku Alat Ukur.
• Berbagai tipe alat ukur.
• Benda kerja

VI.Penilaian :
• Tes tertulis
• Tes perbuatan.




RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

Mata Pelajaran : Alat Ukur Pertemuan Ke : 15 – 18
Kelas/Semester : X/1 Alokasi Waktu : 8 X 45 Menit.

Standar Kompetensi : Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Presisi.
Kompetensi Dasar : Mengeset peralatan pengukur pembanding.
Indikator : Identifikasi prosedur pengesetan peralatan pembanding, spesifikasi peralatan yang akan di set dan perkakas dan peralatan yang digunakan untuk mengeset peralatan pengukur pembanding.


I. Tujuan Pembelajaran :
• Siswa memahami pengesetan peralatan pengukur pembanding.

II. Materi Ajar :
• Identifikasi prosedur pengesetan peralatan pembanding.
• Identifikasi spesifikasi peralatan yang akan di set.
• Identifikasi perkakas dan peralatan yang digunakan untuk mengeset peralatan pengukur pembanding.

III. Metode Pembelajaran :
• Penjelasan teori dan praktek.

IV.Langkah Pembelajaran :
• Kegiatan awal : Penjelasan teori.
• Kegiatan inti : Praktek menyebutkan prosedur keamanan perlengkapan kerja.
Praktek menyebutkan metode pengesetan peralatan pembanding.
Mengidetifikasi spesifikasi peralatan yang akan di set dan peralatan yang dipakai untuk mengeset.
• Kegiatan akhir : Melaksanakan pengesetan.

V.Alat/Sumber Belajar :
• Buku Alat Ukur.
• Berbagai tipe alat ukur.
• Benda kerja

VI.Penilaian :
• Tes tertulis
• Tes perbuatan.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

Mata Pelajaran : Alat Ukur Pertemuan Ke : 19 – 20
Kelas/Semester : X/1 Alokasi Waktu : 4 X 45 Menit.

Standar Kompetensi : Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Presisi.
Kompetensi Dasar : Memelihara Alat Ukur Presisi
Indikator : Prosedur penyimpanan dan pemeliharaan peralatan pengukur.


I. Tujuan Pembelajaran :
• Siswa memahami prosedur pemeliharaan alat ukur.

II. Materi Ajar :
• Prosedur pemeliharaan alat ukur.

III. Metode Pembelajaran :
• Penjelasan teori dan praktek.

IV.Langkah Pembelajaran :
• Kegiatan awal : Penjelasan teori.
• Kegiatan inti : Praktek menyebutkan prosedur keamanan perlengkapan kerja.
Praktek menyebutkan prosedur pemeliharaan alat ukur.
• Kegiatan akhir : Menempatkan alat ukur pada yang aman.

V.Alat/Sumber Belajar :
• Buku Alat Ukur.
• Berbagai tipe alat ukur.
• Benda kerja

VI.Penilaian :
• Tes tertulis
• Tes perbuatan.
Baca Lebih lanjut Broo.. - RPP ALAT UKUR